Jakarta, Hortiindonesia.com
Sumber daya genetik buah-buahan di Indonesia sangat kaya, ada 35 jenih buah tropika yang bernilai ekonomis tinggi. Khusus mangga dari 40 jenis mangga di dunia, 35 jenis ada di Indonesia. M Syakir, Ketua Umum Persatuan Agronomi Indonesia menyatakan hal ini.
Buah tropis khususnya mangga punya potensi besar dalam perekonomian. Saat ini perhatian pemerintah lebih terfokus pada padi, kurang lebih 50% anggaran tertuju ke sana. Meskipun demikian padi belum mampu mentransformasi petani menjadi lebih sejahtera.
“UU mewajibkan pemerintah mensejahterakan rakyatnya. Salah satu komoditas yang bisa mensejahterakan rakyat adalah mangga. Pengembangan mangga akan membuat ekonomi petani terangkat, gizi masyarakat terpenuhi dan menghasilkan devisa negara,” katanya.
Pengembangan mangga tidak perlu menunggu perhatian pemerintah yang lebih besar. Tahun 2014 Indonesia merupakan produsen mangga nomor 4 di dunia sedang tahun 2015 turun ke posisi nomor 5 setelah Brasil, india, Thailand dan Pakistan.
“Kalau komoditi yang tidak mendapat perhatian besar dari pemerintah maka pengembangannya harus berjejaring antara pemerintah, penliti dan pengusaha. Pemerintah iniasiasi, peneliti menyediakan teknologi dan pengusaha mengembangkan. Sawit dan karet berkembang dengan ini,” katanya.
Harus ada insentif dari pemerintah untuk mendorong pengembangan mangga, tidak bisa terus menerus mengandalkan petani, apalagi untuk pasar ekspor. Saat ini produksi mangga 40% dari Jatim, Jateng 16%, Jabar 15%, NTB 5% dan Sulsel 4,6%.
Keragaman genetik mangga termasuk tinggi sehingga untuk masuk pasar ekspor harus dipelajari preferensi konsumen di negara-negara tujuan. Setelah itu kembangkan mangga yang sesuai di lokasi yang agroklimatnya sesuai.
Masalah utama untuk pasar ekspor adalah kualitas yang rendah dan tidak konsisten. Pengalaman eksportir menunjukkan hanya sedikit yang bisa memenuhi kualitas ekspor, sehingga ekspor mangga hanya 0,1% dari poduksi.
Teknologi pasca panen harus dikembangkan, juga teknologi untuk memperlama daya simpan. Teknologi yang ada sekarang biayanya masih tinggi sehingga perlu dicari yang lebih efisien.Panen mangga juga masih diserahkan pada alam sehingga hanya bisa dilakukan pada musimnya saja. Padahal baik dengan teknologi fisik atau kimia bisa diatur pembuahan sepanjang tahun.
Tanaman mangga selama ini didapatkan dari pekarangan petani bukan dari perkebunan sehingga sulit mendapat buah yang mutu dan jenisnya seragam. Tipe ini cocok untuk pasar dalam negeri sedang untuk ekspor harus mendorong pengusaha membangun perbunan mangga. Dengan semakin meningkatkan perekonomian pasar dalam negeri juga akan semakin besar.