Jakarta, Hortiindonesia.com
Losses produk hortikultura mencapai 35%, jadi dari 1 kg produksi sayur misalnya yang dikonsumsi hanya 650 gr, 350 grnya lagi hilang selama panen, pasca panen, distribusi dan pasar. Puji Lestari, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset Inovasi Nasional menyatakan hal ini.
Gambaran umum produk hortikultura adalah produksi musiman, over suply pada puncak musim melebihi daya serap pasar sehingga losses dan harga jatuh. Dirproduksi pada skala-skala kecil dengan lokasi produksi menyebar dan mutu beragam.
Contohnya pada buah mangga. Bulan Januari-Maret tidak tersedia di pasar. Bulan April Mei dengan perlakuan zat pengatur tumbuh ada produksi meskipun bukan musimnya, dengan daya serap pasar 16 ton/minggu harganya bagus.
Bulan Juni-Agustus kembali tidak tersedia di pasar. September mulai panen , sampai akhir bulan mampu penuhi kebutuhan pasar 16 ton/minggu. Oktober-November puncak panen , produksi bisa mencapai 24 ton/minggu sehingga harga jatuh , sebagian tidak terserap pasar. Awal Desember produksi masih 16 ton harga naik lagi, setelah itu semakin menurun dan Januari tidak ada lagi di pasar.
Penanganan losses dilakukan dengan produksi off season menggunakan zat pengatur tumbuh. Masalahnya produktivitas rendah. Dalam prakteknya juga harus ada pengawasan yang ketat zat pengatur tumbuh. Penggunaan yang berlebihan akan membuat umur ekonomi tanaman berkurang.
Cara lain adalah dengan membuat produk olahan. Masalahnya industri olahan pada umumnya menghendaki bahan baku yang murah. Pengumpulan bahan baku juga sulit karena produksi menyebar. Mutu bahan bakunya juga sangat beragam. Pengiriman kelebihan produksi ke pasar ekspor terkendala kualitas dan keseragaman yang sulit dipenuhi dalam volume yang cukup.
Riset BRIN terkait hal ini adalah riset off farm berupa penanganan produk segar hortikultura, dengan meningkatkan kualitas dan nilai tambah hasil, pengurangan kehilangan produk, meningkatkan umur simpan. Riset sistim dan manajemen agroindustri untuk mencapai efisiensi produksi agroindustri.
Riset dan inovasi yang masih perlu terus untuk dikembangkan adalah :
Sistem informasi pasar real time dan dokumented yang mudah diakses dan mudah dipahami oleh produsen dan pelaku usaha.
Teknologi penyimpanan produk segar yang mampu menyimpan lebih panjang dengan tetap terjaga mutunya.
Produksi off season dibantu ZPT berbagai komoditas hortikutura yang aman.
Aneka produk olahan yang kreatif dari produk losses yang disukai konsumen.
Zonasi daerah produksi dan perbaikan mutu bibit untuk volume produksi nasional yang terukur dan bermutu tinggi.
Bibit unggul yang membuat produk segarnya tahan simpan.
Strategi dan program reduksi losses hortikultura adalah dengan menyederhanakan rantai pasok, teknologi penanganan pasca panen, arsitektur Internet of Things (IoT) untuk monitoring kualitas disetiap tahapan rantai pasok.