Tegal, Hortiindonesia.com
Pasar bunga melati (Jasminum sambac) terbagi menjadi pasar lokal, pabrik teh dan ekspor. Musalamah, peneliti Balai Penelitian Tanaman Hias, Puslitbang Hortikultura, Balitbang Kementan menyatakan hal ini.
Pasar bunga lokal seperti Pasar Rawa Belong Jakarta menyerap 5-6 ton/bulan baik sebagai bunga tabur, bahan roncean untuk acara seremonial, pernikahan dan lain-lain. Harga melati tingkat petani di Pemalang tanggal 14 Juli 2020 Rp20.000/kg, harga eceran tanpa sortir Rp25.000-30.000/kg sedang harga roncean (bunga kuncup) Rp6000/30 cm.
Harga bunga melati fluktuasi naik turunnya termasuk tinggi, dipengaruhi oleh ketersediaan bunga dan tingkat permintaan. Paba Pebruari 2021 permintaan tinggi, ketersediaan bunga kurang sehingga harga tembus Rp130.000/kg.
Harga yang fluktuatif ini menjadi masalah pada pemasaran karena salah satunya adalah keterbatasan informasi harga ditingkat petani dan pengepul. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengumpulkan data iklim mikro harian di sentra produksi, data konsumsi harian, data produksi harian dan data harga harian. Dari data ini terlihat pola interaksi berulang setiap tahun yang menjadi dasar kebijakan pemerintah daerah sentra melati.
Pasar lainnya adalah pabrik teh untuk bahan campuran teh. Untuk pasar ini pengendalian OPT dengan insektisida sintetik harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan bijaksana.
Sedang pasar ekspor bunga melati Indonesia selama ini adalah ke Singapura, Thailand, Malaysia, Hongkong, Taiwan, Jepang dan Korea Selatan. PT Primasari Gemilang dari Pemalang mengekpor ke Thailand pada bulan September-Januari. Tahun 2018 volume ekspor 60 ton sedang tahun 2019 turun jadi 30 ton. PT Alamanda Sejati Utama mengekspor ke Singapura, Thailand dan Malaysia dengan volume 3 ton/hari.
Lingkungan tumbuh optimal bunga melati adalah dataran rendah 100 – 600 m dpl; curah hujan rata-rata 112-119 mm/bulan, 2-3 bulan kering/tahun, 5-6 bulan basah/tahun; suhu siang hari 30-36oC, suhu malam hari 24-300C; lahan remah, porus, tidak mudah tergenang, berpasir, kaya bahan organik, pH tanah 6-7; tumbuh baik di daerah panas, cukup kering dan terkena sinar matahari penuh minimal 8 jam; kelembaban udara 50-80%.
Bahan tanam berupa setek yang berasal dari pohon induk dalam kondisi pertumbuhan aktif, berwarna hijau kecoklatan, diambil dari tanaman induk yang sehat, sudah dewasa dan sudah pernah berbunga (supaya cepat berbunga). Benih yang sudah dilepas Menteri Pertanian adalah Melati Emprit Bandar Arum dari Kecamatan Bandar Kabupaten Batang dan Melati Ratoh Ebuh dari Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan.
Jarak tanam tergantung pada lokasi, pengalaman petani, jenis morfologi kultivar melati. Jarak tanam petani di Bangkalan Madura 40 x 80 cm, 40 x 100 cm; Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal 20 x 70 cm, 20 x 60 cm; India 125 x 125 cm; Thailand 100 x 150 cm. Jarak Tanam mengacu pada upaya untuk menghindari terjadinya kanopi antar tanaman saling menutupi.
Keuntungan jarak tanam lebar adalah menghemat penggunaan benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja; memudahkan aplikasi pemupukan, pengendalian OPT dan perawatan lainnya; permukaan tajuk tanaman lebih luas dan akan semakin banyak kuntum bunga pertanaman; ukuran kuntum akan semakin besar, bobot timbangan makin berat, serta jumlah bunga yang dipanen semakin banyak. Umur produktif tanaman semakin panjang.