Pemerintah menghimbau untuk menggukan likat kuning agar bisa menghindari berbagai hama yang menyerang tanaman bawang putih.
“Perangkap likat kuning terbukti efektif mengurangi penggunaan pestisidadan mampu menangkap hama lebih cepat, murah dan pasti lebih ramah lingkungan,” ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Prihasto Setyanto.
Lebih lanjut, Prihasto menjelaskan, perangkap likat kuning adalah perangkap untuk menangkap serangga yang terbuat dari plastik berwarna kuning yang dilapisi lem.
“Cara membuatnya gampang dan murah, cukup siapkan plastik berwarna kuning ukuran 15 x 21,5 cm yang dilapisi oleh plastik bening dan diolesi dengan lem tikus. Pasang dengan tiang ajir bambu. Satu hektar idealnya dipasang 40 perangkap,” terang Prihasto.
Sehingga, Prihasto menghimbau, agar pengembangan bawang putih, baik melalui APBN, swadaya maupun kerjasama kemitraan dengan importir, dapat mengaplikasikan teknologi sederhana dan tepat guna tersebut.
“Kita tidak mau program menuju swasembada bawang putih gagal akibat pengendalian hama dan penyakit yang asal-asalan atau tidak ramah lingkungan,” ucap Prihasto.
Dihubungi terpisah, Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf, membenarkan penggunaan likat kuning bisa membantu mengurangi hama dan penggunaan pestisida.
“Setiap spesies serangga hama memiliki ketertarikan yang berbeda terhadap warna perangkap likat. Perangkap likat kuning efektif untuk menurunkan populasi lalat pengorok daun Liriomyza, lalat buah, kutu kebul, kutu daun dan thrips,” tutur Yanti,
Bahkan menurut Yanti, “perangkap likat yang terpasang pada area pertanaman bisa dijadikan sarana monitor populasi serangga hama.”
Terbukti, Kabul, Ketua Kelompok Tani Bawang Putih 'Regek mengakui bahwa dengan menggunakan likat kuning sangat membantu dalam menekan serangan hama.
"Pengalaman kami, penggunaan likat kuning bisa mengurangi penggunaan pestisida 10 hingga 20 persen,” terang Kabul.
Sehingga, Kabul menambahkan, dengan likat kuning, para petani bawang putih bisa tahu seberapa tingkat serangan hama khususnya kutu dan serangga. Dari situlah petani bisa mengukur penggunaan pestisida yang wajar. Sehingga penggunaan pestisida tidak berlebih dan bisa merusak lingkungan.
“ Saya janji teknologi ini akan sosialisasikan ke seluruh anggota,” pungkas Kabul. YIN