• Beranda
  • Berita
  • Event
  • Galeri
  • Profil
    Redaksi Hubungi Kami
  • Beranda
  • Berita
  • Event
  • Galeri
  • Tentang Kami
  • Sejarah
  • Hubungi Kami
  1. Beranda
  2. Berita
  3. RESISTENSI PESTISIDA JADI MASALAH UTAMA PENGENDALIAN OPT

RESISTENSI PESTISIDA JADI MASALAH UTAMA PENGENDALIAN OPT

  • 28 Agustus 2024, 5:59 PM
  • Sayur, InovTek, Budidaya
  • Admin

Jakarta, Hortiindonesia.com

Salah satu kendala produksi pertanian di Indonesia, termasuk hortikultura adalah serangan OPT (organisme penganggu tumbuhan). Teknik pengendalian OPT masih bertumpu pada penggunaan pestisida sintetik. Bagi petani penggunaan pestisida sintetik merupakan jaminan bisa panen, tetapi sisi lainnya adalan biaya produksi jadi tinggi. Mizu Istianto,dari Pusat Riset Hortikultura, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional menyatakan hal ini.

“Padahal satu sisi saat ini konsumen menuntut proses produksi yang aman bagi lingkungan dan kesehatan. Karena itu diperlukan strategi pengendalian yang menurunkan biaya produksi dan  aman bagi manusia dan lingkungan,” katanya.

Ada lima cara pengendalian OPT yaitu fisis yaitu merubah lingkungan sehingga tidak cocok untuk OPT; mekanis dengan mematikan langsung dengan tangan atau peralatan mekanis lainnya;tumpang sari; penggunaan musuh alami dan pestisida. Pestisida masih menjadi pengendali utama sehingga berdampak pada lingkungan dan kesehatan.

Dampak lainnya saat ini adalah resistensi OPT dan  menjadi masalah besar. Banyak OPT utama tidak bisa lagi dikendalikan dengan pestisida. “Menghadapi hal ini petani malah meningkatkan penggunaan pestisida. Dosis, volume dan frekuensinya malah ditambah. Banyak petani hortikultura saat ini menyemprot pestisida 2 hari sekali, paling lama seminggu sekali. Dengan cara ini maka tingkat pencemaran jadi tinggi, pengendalian lain tidak bisa dilakukan dan pengendalian OPT jadi tidak efektif,” katanya.

Strategi untuk mengatasinya adalah dengan mengurangi volume penggunaan pestisida sintetik melalui penerapan aplikasi pestisida yang benar untuk menekan resistensi. Meningkatkan peran pestisida nabati sebagai agen pengendali. Pestisida nabati tidak bisa menggantikan peran pestisida sintetis tetapi hanya mengurangi penggunaannya.

Rotasi aplikasi pestisida yang menggabungkan penggunaan pestisida sintetik dan nabati. Pelaksanaan semua langkah ini akan membuka peluang komponen teknologi lain diterapkan.

Penggunaan pestisida harus mengikuti lima tepat yaitu tepat sasaran tepat cara aplikasi, tepat waktu aplikasi, tepat dosis aplikasi dan tepat jenis pestisida. “Saat ini petani banyak yang tidak melaksankan  lima tepat, paling banyak tidak tepat aplikasi, tepat dosis dan tepat jenis pestisida,” katanya.


Baca Juga: OLAHAN CABAI UNTUK JAGA KETERSEDIAAN DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH

Paling banyak tidak tepat aplikasi. Petani sayuran seperti kubis, pakcoy, kentang karena lebih gampang dan cepat hanya menyemprot diatas kanopi saja, sedang bawah kanopi susah. Sesudah disemprot sampai basah ternyata dibawah daun masih banyak OPT. Artinya karena tidak tepat aplikasi menjadikan pengendalian tidak efektif.

Tepat waktu harus tahu secara persis kapan OPT ada dan fasenya. Tepat dosis adalah yang paling tidak dipatuhi oleh petani selama ini. Dulu ketika harga pestisida relatif murah bila dibanding pendapatan dari panen, petani menggunakan dosis yang lebih tinggi. Sekarang sebaliknya, harga pestisida naik tinggi sehingga petani merasa sangat mahal, dosis malah dikurangi , bahkan banyak hanya seperempat dari dosis anjuran. Cara seperti ini akan mendorong resistensi OPT.

Sedang tepat jenis sering dilanggar karena ketidaktahuan petani. Dalam pengendalian hama petani sering tertukar dalam penggunaan akarisida (untuk mengendalikan tungau) dengan insektisida (untuk mengendalikan serangga). Sedang dalam pengendalian penyakit petani sering tertukar dalam penggunaan fungisida (untuk mengendalikan jamur) dan bakterisida (untuk mengendalikan bakteri).

 

 

 

 

 

Berita Terkait

WAJIB DICICIPI : DURIAN BAWOR ASLI BANYUMAS

  • 28 Agustus 2024, 5:59 PM

Kementan Perluas Areal Tanam Bawang Putih di Lereng Gunung Wilis Tulungagung

  • 28 Agustus 2024, 5:59 PM

Awal Kisah Pisang Mas Tanggamus Go Internasional

  • 28 Agustus 2024, 5:59 PM

Brebes Panen Bawang Merah Setiap Hari

  • 28 Agustus 2024, 5:59 PM

Berita Terpopuler

  • Keren, Aplikasi Ini Bisa Identifikasi Aneka Jenis Tanaman
    22 Januari 2019, 11:45 AM
  • VARIETAS KENTANG YANG COCOK DIOLAH JADI KERIPIK
    06 November 2019, 4:25 PM
  • Menanam Stroberi dengan Sistem Hidroponik
    11 September 2018, 11:23 AM
  • Kenali Ragam Jenis Alpukat: Mentega, Miki, sampai Kendil
    07 Mei 2024, 1:00 PM
  • Kenali Tiga Tahap Fase Pertumbuhan Tanaman Jagung
    18 Maret 2024, 10:53 AM
  • Cara Menanam Pohon Mangga dan Tips Agar Cepat Berbuah
    29 April 2024, 11:31 AM
  • DIRIKAN INDUSTRI OLAHAN HORTIKULTURA UNTUK PRODUK GRADE RENDAH YANG TIDAK LAKU DI PASAR SEGAR
    19 Agustus 2024, 6:53 PM
  • Sunpride Pecahkan Rekor MURI untuk Pajangan Pisang Terbanyak
    02 Juni 2024, 5:11 PM
  • PEMULIAAN UNTUK HASILKAN VUB JERUK
    18 Juni 2024, 1:11 AM
  • DURIAN, MANGGIS DAN JAMU
    18 Mei 2022, 8:09 AM

Kategori Berita

  • Buah
  • Sayur
  • Herbal
  • Tanaman Hias
  • Gaya Hidup
  • Tips & Trik
  • InovTek
  • Jelajah
  • Sosok
  • Etalase
© Hortikultura Indonesia 2018 - 2025. All Right Reserved