Jakarta, hortiindonesia.com - Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) kembali digelar setelah sebelumnya sempat off dua tahun. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, terhitung 21-23 Oktober 2022 di Alun-alun Kota Bogor dibuka secara resmi oleh Walikota Bogor, didampingi Sekretaris Ditjen Hortikultura beserta Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian tersebut cukup mendapat sambutan hangat dari masyarakat.
Kegiatan yang digagas Himpunan Mahasiswa Agronomi Institut Pertanian Bogor (IPB) ini mengangkat tema The Revival Spirit of Nusantara Flowers and Fruits yang menunjukkan semangat kebangkitan bunga dan buah lokal untuk kembali berjaya pasca pandemi. Selain itu, event tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan dan membangkitkan kecintaan masyarakat terhadap buah dan bunga nusantara.
“Kegiatan Festival Bunga dan Buah Nusantara sangat menarik sekali karena mendukung program Kementerian Pertanian, khususnya Direktorat Jenderal Hortikultura melalui pengenalan Bunga dan Buah kepada masyarakat,” ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Retno Sri Hartati Mulyandari di sela pembukaan, Jumat (21/10).
Pihaknya menambahkan, FBBN yang sejatinya merupakan agenda tahunan ini diharapkan dapat mendorong dan membangkitkan hasil produksi petani khususnya tanaman buah dan bunga. Selain itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor produk hortikultura ke luar negeri.
“Tahun ini, perkembangan nilai ekspor Indonesia dari komoditas hortikultura khususnya buah dan bunga meningkat signifikan. Dengan adanya acara ini diharapkan akan terus tumbuh dan berkembang apalagi saat ini permintaan pasar luar negeri akan tanaman hias naik seiring dengan adanya perang antara Ukraina dan Rusia,” papar Retno.
Dalam kesempatan FBBN 2022 ini, Ditjen Hortikultura melalui Direktorat Buah dan Florikultura juga turut membagi 500 paket buah lokal yang siap disantap bagi para undangan dan pengunjung.
Sementara itu, Walikota Bogor Bima Arya memberikan apresiasi kepada mahasiswa IPB atas kerja kerasnya sehingga terlaksananya kegiatan ini. Sesuai tema dan tujuan Festival Bunga dan Buah Nusantara, Bima Arya berharap komoditas yang ada dalam FBBN tersebut semuanya merupakan produk lokal yang artinya diproduksi dari dalam negeri.
“Ini PR kita semua untuk mempromosikan dan mencintai buah lokal. Bayangkan kalau setiap acara-acara tingkat kementerian, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan dan desa disodorkan buah, tapi buahnya beli di outlet yang isinya impor, ini tragis sekali menurut saya,” katanya.
Padahal, katanya, kualitas produk buah dan bunga lokal sama seperti produk impor. Buah lokal unggul dari sisi rasa, hanya saja masih kalah dari sisi pengemasan dan distribusi.
Jika buah-buah nusantara ini tidak dipromosikan dan tidak kembali dikenalkan ke masyarakat, Bima Arya khawatir buah-buah lokal yang langka akan seperti mobil antik yang hanya bisa disaksikan di pameran ataupun di rumah pemiliknya masing-masing.
“Jadi tragis kalau bunga dan buah nusantara itu hanya ada di festival dan tempat-tempat tertentu. Kita ini bukan wilayah produksi tapi showcasenya etalasenya bisa di sini. Kita punya banyak potensi untuk menjadi showcasenya,” paparnya.
Di tempat terpisah, Ketua panitia penyelenggara Muhammad Ikhsan FBBN mengungkapkan bahwa pihaknya bersama tim telah mempersiapkan acara ini sejak beberapa bulan lalu.
“Persiapan acara sendiri sudah dari enam bulan lalu. Pada FBBN yang diselenggarakan sepanjang 3 hari ini terdapat 50 partisipan yang mengisi stand tanaman hias serta buah dan stand kuliner serta bermacam stand lainya,, tutur Ikhsan.
Salah satu tenant berasal dari Botani Seed Indonesia, Asep mengatakan bersyukur FBBN kembali digelar. Acara yang lama dinantikan ini diharapkan tak hanya mendatangkan keuntungan ekonomis, namun juga mampu menambah minat masyarakat untuk bertanam.
“Alhamdulillah kunjungan sejak hari pertama sudah banyak baik itu dari Kementerian dan Dinas Pertanian, IPB, dan Wali Kota Bogor juga hadir. Kami menjual aneka benih bersertifikat dan aneka tanaman hias dan tabulampot, termasuk puput. Di sini kami juga menyediakan paket tanaman tabulampot dengan harga ekonomis agar masyarakat tertarik membeli dan bertanam,” ujarnya.
Pendiri sekaligus penggagas Petani Milenial Arsy, Canesia Aisah yang viral dengan cabai katokkon juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Agak sedikit berbeda dengan stan lainnya yang memfokuskan diri untuk berjualan, dirinya dalam kesempatan ini mengusung wacana untuk berkolaborasi dengan petani milenial lainnya.
“Kami senang sekali di sini bisa bertemu teman-teman baru di dunia pertanian jadi ada kesempatan untuk menjalin kerja sama bisnis. Kami ingin mengumpulkan hasil petani milenial yang masih kebingungan mau menjual hasil pertaniannya ke mana. Di Arsy sendiri kami sudah memiliki market tersendiri termasuk bekerja sama dengan supermarket. Jadi ke depannya kami berencana membantu teman-teman yang masih kebingungan kira-kira kalau punya hasil pertanian di jual ke mana,” pungkas dara yang akrab dipanggil Ais ini.
Selain pameran bunga dan buah, acara FBBN ini juga dimeriahkan dengan berbagai acara di antaranya senam pagi bersama, talkshow, demo merangkai bunga serta aneka lomba seperti lomba buah unggul, fashion show, menggambar, rangking bunga dan buah, dan tanaman hias unggul.