Jakarta, Hortiindonesia.com
Bappenas merupakan penanggung jawab project penguatan jaminan usaha serta 350 korporasi petani dan nelayan. Kementerian lain yang dilibatkan adalah Kementan, KKP, Kemenkop UMKM, BUMN, swasta dan perguruan tinggi. Arifin Rudyanto, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bapennas menyatakan hal ini.
Korporasi pertanian hortikultura yang dibangun tahun 2020 adalah di Bandung (aneka tanaman hortikultura), Garut (jeruk), Pangandaran (tanaman obat), Brebes (bawang merah). Sedang tahun 2021 Tanggamus (pisang), Probolinggo (bawang merah).
Urgensi dari project ini adalah belum terintegrasinya 1.029 kluster komoditas pertanian dengan basis produksi dengan akses pasar; akses sumber daya produksi rendah, akses KUR untuk pertanian hanya 23%; nilai tukar petani tahun 2020 102,86.
Dengan project ini diharapkan Nilai Tukar Petani naik jadi 103-105, nilai tambah per tenaga kerja sektor pertanian Rp54,3 juta/tenaga kerja; terbentuk 65 kluster korporasi petani. Sumber pendanaan dari APBN, BUMN dan swasta.
Kawasan korporasi sesuai dengan komoditasnya dan harus menerapkan model pertanian modern. Lembaga kelompok tani dan usahanya ditingkatkan kapasitasnya. Disediakan fasilitasi pembiayaan dan fasilitasi kredit. Kelompok tani juga mendapat bantuan sarana dan prasarana pasca panen dan pengolahan. APBN yang sudah tersedia adalah Rp967,8 yang tersebar di semua kementerian lembaga yang terlibat dan BUMN Rp2.100 juta.
Proyek lainnya adalah pengelolaan terpadi UMKM dengan penanggung jawab Kementerian Koperasi dan UMKM. Untuk hortikuktura berlokasi di Kalimantan Timur dengan komoditas jahe.
Urgensi proyek ini adalah UMKM berkontibusi 57% pada PDB nasional serta menyerap 97% tenaga kerja; pelaksanaan program pengembangan UMKM tersebar di banyak kementerian/lembaga dan belum terintegrasi; UMKM menghadapi berbagai kendala dalam berbagai aspek usaha diantaranya bahan baku, pembiayaan, pemasaran teknologi, serta SDM.
Hasil yang ingin diraih adalah kontribusi UMKM terhadap PDB meningkat dari 60,51% menjadi 63% tahun 2022; kontribusi UMKM terhadap ekspor non migas meningkat dari 13,7% tahun 2019 menjadi 13,7% tahun 2022; rasio kredit UMKM terhadap perbankan meningkat dari 19,67% tahun 2019 menjadi 20,99% tahun 2022; pertumbuhan wirausaha meningkat dari 1,71% tahun 2019 menjadi 3% tahun 2022.
Di Kalimantan Timur dengan komoditas jahe maka ada fasilitasi pengembangan kawasan jahe dan rantai pasoknya; koperasi petani jahe difasilitasi kemitraan dengan industri farmasi, suplemen dan pangan kesehatan; calon wirausaha baru biofarmaka yang difasilitasi inkubasi. Di Kaltim diharapkan tahun 2022 produksi jahe meningkat jadi 3.410,9 ton.
Pelaksanaanya adalah dengan penyediaan akses bahan baku dan ruang /alat produksi bersama meliputi disain produk dan kemasan, pembinaan fabrikasi, sarana dan prasarana produksi; kurasi dan standarisasi produk dengan fasilitasi standarisasi dan sertifikasi, kurasi produk unggulan; perluasan akses pasar dan kemitraan usaha dengan kemitraan usaha, fasilitasi pemasaran, pembinaan aggregator bisnis online, pengembangan kapasitas logistik; penyedian akses pembiayaan dengan bantuan permodalan, dana bergulir pemerintah, fasilitasi pendampingan akses pembiyaan; pendampingan SDM UMKM dengan pendampingan wirausaha, sertifikasi melalui latihan/training, literasi digital dan non digital.