Serdang Berdagai, Hortiindonesia.com
Salah satu limbah pabrik kelapa sawit adalah tandan kosong atau janjang kosong. Biasanya perusahaan menggunakannya untuk menjadi pupuk di kebun. Alternatif pemanfaatannya adalah untuk budidaya jamur.
Socfindo Conservation, lembaga yang digerakan istri-istri staf Socfindo bekerjasama dengan Rumah Ladang Jamur sudah melakukannya. Luluk Williams, Ketua Socfindo Conservation menyatakan hal ini.
Proses pembuatan jamur tiram dari janjang kosong sawiit dengan sistim baglog di rumah ladang jamur adalah persiapan : janjang kosong sawit yang telah dicacah bisa langsung digunakan sebagai media budidaya jamur. Bahan yang digunakan sama dengan pembuatan media serbuk gergaji yaitu : janjang kosong sawit, dedak halus, kapur kerrang, jagung giling dan air.
Strelisasi baglog menggunakan drum pengukusan selama 2 jam. Baglog yang telah disterilisasi kemudian diinokulasi dengan menggunakan bibit/biang jamur. Dengan media janjang kosong sawit jamur tumbuh lebih cepat kurang lebih 1,5 bulan dari waktu inokulasi.
Bisnis yang bisa dikembangkan adalah penjualan baglog. Baglog sangat diminati oleh subsistem UMKM sebagai usaha yang sangat menguntungkan. Jamur segar dipasarkan di pasar tradisional maupun pasar modern (swalayan).
Beberapa jenis jamur juga berkhasiat obat, dapat dikembangkan sebagai obat herbal alternatif. Jamur dapat diolah menjadi makanan jadi di rumah makan. Dengan variasi dan kreatifitas yang tinggi produk olahan segar jamur menjadi bernilai ekonomi tinggi.
Jamur juga dapat dikembangkan sebagai produk cemilan. Cemilan bahan baku jamur sudah banyak dikembangkan dan mendapat respon pasar yang bagus.
Potensi pasar jamur di lokasi Socfindo Conservation, Dolok Masihul, Serdang Berdagai berdasarkan potensi pasar mitra Rumah Ladang Jamur adalah penjualan Baglog 19.000/bulan. Permintaan sangat tinggi dari luar daerah (Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Berastagi, Kabanjahe, Asahan) bahkan sampai ke Riau.
Jamur segar 300 kg, lebih banyak diserap pasar lokal yaitu Kecamatan Dolok Masihul hingga kota terdekat Tebing Tinggi. Pasar jamur sebagai bahan baku obat belum belum digarap. Pengolahan berbagai olahan jamur untuk jajanan/cemilan kekinian memiliki potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan sebagai usaha industri rumahan.
Perhitungan sederhana Analisa usaha budidaya jamur dengan baglog adalah modal awal untuk baglog Rp4 juta (harga satu baglog Rp4000, perlu 1.000 baglog). Satu baglog menghasilkan 0,5-0,8 kg jamur segar selama 4 bulan. Harga jamur segar di pasar Rp25.000/kg. Pendapatan mencapai Rp12,5-20 juuta. Penghasilan mencapai Rp8,5-16 juta/4 bulan atau Rp2,1-4 juta/bulan. Masalahnya memasarkan 125-200 kg jamur perbulannya secara berkelanjutan merupakan hal yang menjadi tantangan bagi petani/UMKM.
Tantangan UMKM jamur yaitu pasar terbatas. Jamur bukan merupakan produk pangan pokok sehingga kebutuhannya tidak rutin. Karenanya penyerapan pasar lokal sangat terbatas, perlu diciptakan pasar baru.
Umur simpan jamur yang pendek sehingga jamur yang diproduksi UMKM memiliki daya tawar yang rendah. Dibutuhkan pendampingan teknologi dan inovasi budidaya dan pasca panen untuk mengembangkan berbagai jenis jamur potensial yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti jamur shitake dan jamur kuning.