Jakarta, Hortiindonesia.com
Petani hortikultura yang berhak mendapatkan alokasi pupuk subsidi adalah petani cabai, kentang, bawang merah dan bawang putih. Luasan maksimal yang bisa diberikan adalah 1 ha. Direktur Pupuk dan Pestisida , Ditjen Sarana dan Prasarana Pertanian, Muhammad Hatta menyatakan hal ini.
Pupuk subsidi ini didistribusikan dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan), by name by adress. Hal ini penting agar semua kebutuhan warga terpenuhi. Kebutuhan pupuk by name by adress ini diajukan dalam e-RDKK dan dilakukan validasi yang panjang dan bertahap. Karena itu datanya 94% valid.
Penyaluran diperbaiki dengan percepatan implementasi kartu tani, meningkatkan infrastruktur dan tenaga pendukung penerapan transaksi online di kecamatan. Mengusulkan revisi Permendag nomor 15 tahun 2013 terkait peran Kementerian/dinas pertanian dalam menetapkan penyalur.
Pupuk yang disubsidi adalah urea dan NPK. NPK direformulasi dari semula 15-15-15 menjadi 15-10-12. Formulasi baru ini mendekati atau sesuai dengan kondisi tanah dan tanaman. Juga dapat meminimalkan kelebihan dan kekurangan salah satu atau dua unsur hara P dan K yang bahan bakunya masih impor dan harganya mahal.
Ria Mardiana, dari Pusat Studi Agraria IPB University menyatakan data tahun 2013 rata-rata petani hortikultura lahannya sempit. Petani cabai rawit rata-rata 0,13 ha/KK, cabai besar 0,38 ha, bawang merah 0,26 ha, kentang 0,48 ha.
Sedang petani buah semusim melon 0,31 ha, semangka 0,41 ha, strwrberry 0,13 ha. Sedang tanaman hias krisan 0,3, melati 0,2, mawar 0,09. Sedang petani biofarmaka 0,05 ha.
Didin Nurdin, Ketua Kelompok Tani Cempaka Wangi, Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur menyatakan kelompok taninya yang beranggotakan 22 orang dan berlahan sempit mendapat alokasi pupuk subsidi. Sebagian besar menanam cabe, jagung dan jahe.
Didin yang merupakan petani cabai menyatakan naik turunnya harga cabai merupakan hal yang biasa. Dari 12 kali panen 4 kali ketika harga sedang tinggi sehingga untung besar dan 8 kali ketika harga rendah sehingga rugi tetapi keuntungan 4 kali panen bisa menutupi kerugian 8 kali panen.
Riyadi, pengusaha mesin tekstil yang terjun ke agribinsis cabai menyatakan tantatangan yang dihadapi luar biasa besar. Ketika menanam pupuk non subisidi langka dan mahal. Panen harga ditekan pengepul sehingga petani pasti rugi.
Kendala pemasaran disiasati dengan menjual langsung ke konsumen. Dari kebun di Pangelengan di jual di garasi rumah di Bandung. Dengan jaringan pertemanan yang luas juga lewat medsos pemasaran tidak terkendala.