• Beranda
  • Berita
  • Event
  • Galeri
  • Profil
    Redaksi Hubungi Kami
  • Beranda
  • Berita
  • Event
  • Galeri
  • Tentang Kami
  • Sejarah
  • Hubungi Kami
  1. Beranda
  2. Berita
  3. Belajar dari Nur Kholis, Petani Paprika yang Tetap Eksis Di Tengah Pandemi Covid-19

Belajar dari Nur Kholis, Petani Paprika yang Tetap Eksis Di Tengah Pandemi Covid-19

  • 29 April 2020, 2:14 PM
  • Sayur, Sosok, Kilas
  • Admin

BATANG, HortiIndonesia.id

Pendemi Covid-19 di Indonesia membuat sebagian besar aktivitas harus dilakukan dari dalam rumah. Namun berbeda dengan aktivitas bertani. Produksi tak bisa berjalan bila petani tak turun ke lahan.

Nur Kholis salah satu petani Milenial di Kabupaten Batang Jawa Tengah mengungkapkan bahwa dirinya tetap berproduksi paprika meskipun virus corona tengah mewabah.

“Kami tetap produksi paprika, yang dulu awalnya hanya satu screen house sekarang sudah lima screen house,” ucap Kholis penuh rasa bangga dalam keterangannya di Batang, Rabu (29/4).

Nur Kholis bercerita jika dirinya mengembangkan paprika menggunakan screen house  di ketinggian 850-1050 Mdpl. Masing-masing screen house ditanami 5.000 batang pohon. Budidaya paprika ini sudah digeluti selama kurang lebih 6 kali musim tanam.

Satu musim tanam, kata dia, bisa enam hingga sembilan bulan. Pada bulan ketiga, tanaman mulai panen dan pemetikan dilakukan setiap sekali dalam sepekan hingga mencapai 30 kali petik.

“Produktivitas per pohonnya bisa mencapai 3 kilogram,” tambah Nurkholis.

Nur Kholis mengungkapkan bahwa budidaya paprika ini dirasa sangat menguntungkan. Sebab income yang diperoleh dalam satu kali musim tanam kurang lebih bisa mencapai Rp450 juta.  Sedangkan biaya pembuatan screen housenya hanya Rp250 juta.


Baca Juga: Kementan Perluas Areal Tanam Bawang Putih di Lereng Gunung Wilis Tulungagung

“Itu bisa dipakai hingga lima tahun.  Kalau ditambah biaya produksi per musim per pohon yang hanya Rp 30.000,- rupiah. Artinya dengan harga jual yang cenderung stabil pada rata-rata Rp 30.000 per kilogram diriya bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 50 jt per musim tanam,” ungkap dia.

Dia mengungkapkan, potensi pasar paprika masih luas. Dilihat dari kuota produksi yang ada baru bisa memenuhi kurang lebih 70% dari permintaan di Indonesia. Jangkauan pasar Nur Kholis sendri telah sampai ke wilayah Jakarta, Bandung, Bali, Malang dan Jawa Timur.

 Untuk kondisi saat ini memang pemasaran agak tergangu namun masih tetap jalan,” tandas pria kelahiran Batang itu.

Selain mengetahui pasar, ia juga mengatakan tips sukses menjadi petani paprika cukup mudah yakni memahami teknik budidaya yang baik dan mengetahui komponen-komponen input khusunya  benih dan nutrisinya.

Ke depan dirinya juga berencana akan membangun lima screen house lagi untuk meningkatkan volume produksi paprikanya. Adapun jenis paprika yang dikembangkan adalah paprika merah, kuning dan hijau.

Ia juga bersyukur karena pernah memdapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian berupa mobil cool storage untuk menyimpan dan mengangkut hasil produksinya. Bantuan tersebut merupakan bentuk komitmen Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). SYL ingin para petani lokal tersebut diberdayakan, khususnya untuk meningkatkan kualitas produk pertanian yang dihasilkan.

Melihat kegigihan Nur Kholis tersebut, Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Sukarman, sangat mengapresiasi dan berharap agar sosok Nur Kholis bisa menjadi contoh bagi petani-petani yang lain.

“Saya sangat bangga dengan kegigihan Pak Nur Kholis, dirinya sudah membuktikan bahwa jika suatu usahatani ditekuni dapat terus berkembang,” ujar pria yang akrab dipanggil Karman ini.

Nur Kholis, lanjut Karman, juga mampu membaca dan memanfaatkan peluang-peluang pasar sayuran khususnya untuk komoditas paprika. “Jika membutuhkan tambahan modal, bisa mengagkses KUR yang merupakan program Kementan tahun ini,” tutup Karman.

Berita Terkait

PERSEMAIAN TANAMAN SAYUR

  • 29 April 2020, 2:14 PM

Pasokan dan Harga Sayuran Terkendali, Perayaan Nataru di Humbahas Semakin Sejuk

  • 29 April 2020, 2:14 PM

Ketersediaan Cabai dan Bawang di Pasar Induk Tanah Tinggi Jelang Nataru, Terpantau Stabil

  • 29 April 2020, 2:14 PM

Kementan Sosialisasi Teknologi Soilblock ke HKTI dan Gerakan Pramuka Melalui Bimtek

  • 29 April 2020, 2:14 PM

Berita Terpopuler

  • Keren, Aplikasi Ini Bisa Identifikasi Aneka Jenis Tanaman
    22 Januari 2019, 11:45 AM
  • Menanam Stroberi dengan Sistem Hidroponik
    11 September 2018, 11:23 AM
  • Apa dampak COVID-19 Terhadap Pertanian Indonesia?
    10 April 2020, 3:03 PM
  • VARIETAS KENTANG YANG COCOK DIOLAH JADI KERIPIK
    06 November 2019, 4:25 PM
  • PT. Indevco Internusa & Everris Siap Guncang Pasar Pupuk Indonesia
    30 April 2019, 6:28 PM
  • Juara, Ini 4 Melon Hibrida Besutan Kementan
    07 Februari 2019, 12:34 PM
  • PROF SUDRAJAT : NENAS DAN PISANG UNTUK TUMPANG SARI PEREMAJAAN SAWIT
    02 Oktober 2019, 2:21 PM
  • Pakai Metode BAMELE, Petani Bawang di Nganjuk Raup Keuntungan Berlipat Ganda
    11 Juli 2019, 11:23 AM
  • Bangkit Dari Mati Suri, Wonosobo Kembali Geber Bawang Putih
    31 Januari 2019, 11:15 AM
  • INDONESIA POTENSIAL JADI EKSPORTIR ALPUKAT
    31 Mei 2021, 5:00 AM

Kategori Berita

  • Buah
  • Sayur
  • Herbal
  • Tanaman Hias
  • Gaya Hidup
  • Tips & Trik
  • InovTek
  • Jelajah
  • Sosok
  • Etalase
© Hortikultura Indonesia 2018 - 2023. All Right Reserved