Jakarta, hortiindonesia.com - Fase pertumbuhan tanaman jagung dikelompokkan ke dalam tiga tahap yakni fase perkecambahan, fase pertumbuhan vegetatif dan fase reproduktif. Agar fase pertumbuhan ini dapat berjalan dengan baik maka tanaman jagung harus mempunyai media tanam dengan tingkat kemasaman tanah mencapai 5,6 - 6,2 pH. Kemudian mempunyai temperatur udara sebesar 23 - 27 derajat celcius dengan curah hujan tahunan yang mencapai 800 - 1200 mm.
Tanaman jagung atau yang mempunyai nama ilmiah Zea mays L. juga memerlukan cahaya matahari yang penuh untuk dapat tumbuh. Hal ini dikarenakan tanaman ini termasuk kedalam golongan C4 yang membutuhkan cahaya untuk dapat berfotosintesis. Lalu apa saja tahapan yang dilewati tanaman jagung dari benih hingga menjadi jagung yang dapat dikonsumsi? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!
Fase Perkecambahan
Fase perkecambahan benih jagung akan terjadi saat radikula muncul dari kulit biji. Benih kemudian akan berkecambah apabila kadar air meningkat sebesar >30%. Proses perkecambahan dimulai pada proses imbibisi yang dimana benih-benih akan menyerap air dan kemudian membengkak dan diikuti dengan kenaikan respirasi yang tinggi dan aktivitas enzim.
Perubahan awal akan terlehat pada saat katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam lemak dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada tahapan awal juga akan membuat oleoriza memanjang menembus pericar, kemudian radikel menembus koleoriza.
Lalu empat akar seminal lateral akan muncul setelah radikel muncul. Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah.
Ketika ujung koleoptil muncul ke luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah. Keseragaman perkecambahan sangat perlu untuk diperhatikan agar mempunyai hasil tumbuh yang tinggi. Apabila perkecambahan terjadi secara tidak seragam amakan akan menyebabkan daya tumbuh tanaman jagung menjadi rendah.
Fase Pertumbuhan Vegetatif
Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3 - 5) merupakan fase yang berlangsung saat tanaman telah berkecambah pada saat umur 10 - 18 hari. Pada fase ini akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh, akar nodul sudah mulai aktif, dan titik tumbuh di bawah permukaan tanah.
Setelah itu terdapat fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6 -10) yang berlangsung pada saat tanaman berumur 18 - 35 hari. Titik tumbuh sudah di atas permukaan tanah, perkembangan akar dan penyebarannya di tanah sangat cepat, dan pemanjangan batang meningkat dengan cepat. Pada fase ini bakal bunga jantan (tassel) dan perkembangan tongkol dimulai.
Lalu terdapat fase V11- Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11 helai) berlangsung pada saat tanaman berumur 33 - 50 hari. Pada tahap ini tanaman akan tumbuh dengan cepat dan akumulasi bahan kering juga meningkat dengan cepat. Kebutuhan hara dan air pada fase ini tergolong sangat tinggi.
Hal ini disebabkan karena tanaman jagung sangat sensitif terhadap kondisi kekeringan air dan kekurangan hara. Apabila hal tersebut terjadi maka akan sangat mempengaruni pertumbuhan dan perkembangan tongkol, bahkan akan mengakibatkan menurunnya jumlah biji dalam satu tongkol. Selain itu juga akan membuat lambatnya kemunculan bunga betina pada tanaman.
Dilanjutkan dengan fase tasseling (berbunga jantan) yang berlangsung pada umur 45 - 52 hari yang ditandai dengan adanya cabang terakhir bunga jantan sebelum munculnya bunga betina (rambut tongkol). Tahap VT akan dimulai 2 - 3 hari sebelum rambut tongkol muncul yang di mana tinggi tanaman hampir mencapai maksimum dan mulai menyebarkan serbuk sari (pollen). Pada fase ini dihasilkan biomas maksimum dari bagian vegetatif tanaman, yaitu sekitar 50% dari total bobot kering tanaman, penyerapan N, P, dan K oleh tanaman masing-masing 60 - 70%, 50%, dan 80 - 90%.
Fase Reproduktif
Diawali dengan fase R1 (silking) yang terjadi setelah 2 - 3 hari fase tasseling berlangsung. Pada fase ini diawali dengan munculnya rambut dari dalam tongkol yang terbungkus kelobot. Penyerbukan (polinasi) terjadi saat serbuk sari yang dilepas oleh bunga jantan jatuh menyentuh permukaan rambut tongkol yang masih segar.
Serbuk sari membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk mencapai sel telur (ovule), di mana pembuahan (fertilization) akan berlangsung membentuk bakal biji. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki selama 2 - 3 hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5 - 3,8 cm/hari dan akan terus memanjang hingga diserbuki.
Bakal biji hasil pembuahan tumbuh dalam suatu struktur tongkol dengan dilindungi oleh tiga bagian penting biji, yaitu glume, lemma, dan palea, serta memiliki warna putih pada bagian luar biji. Bagian dalam biji berwarna bening dan mengandung sangat sedikit cairan. Pada tahap ini, apabila biji dibelah dengan menggunakan silet, belum terlihat struktur embrio di dalamnya. Serapan N dan P sangat cepat, dan K hampir komplit.
Selanjutnya R2 (blister) yang akan muncul pada waktu 10 - 14 hari ditandai dengan rambut tongkol yang berwarna gelap dan kering. Ukuran tongkol, kelobot, dan janggel hampir sempurna, biji sudah mulai nampak dan berwarna putih melepuh, pati mulai diakumulasi ke endosperm, kadar air biji sekitar 85% dan akan menurun terus sampai panen.
Kemudian fase R3 (masak susu) yang terjadi pada waktu 18 - 22 hari ditandai dengan biji yang semula berbentuk cairan bening akan mengalami perubahan seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji sangat cepat, warna biji sudah mulai terlihat (bergantung pada warna biji setiap varietas), dan bagian sel pada endosperm sudah terbentuk lengkap. Kekeringan pada fase R1-R3 menurunkan ukuran dan jumlah biji yang terbentuk.
Lalu fase R4 (dough) yang terjadi pada 24 - 28 hari ditandai dengan bagian dalam biji yang masih belum mengeras atau seperti pasta. Separuh dari akumulasi bahan kering biji sudah terbentukdan kadar air biji menurun menjadi sekitar 70%. Kekeringan air pada fase ini berpengaruh terhadap bobot biji.
Setelah itu terdapat fase R5 yang terbentuk pada saat waktu 30 - 42 hari. Dalam fase ini seluruh biji sudah terbentuk sempurna, embrio sudah masak, dan akumulasi bahan kering biji akan segera terhenti.
Fase reproduktif ditutup dengan fase R6 (masak fisiologis) yang dimana biji - biji pada tongkol ini sudah mencapai bobot kering yang maksimum. Lapisan pati yang keras pada biji telah berkembang dengan sempurna dan telah terbentuk pula lapisan absisi berwarna coklat atau kehitaman. Pembentukan lapisan hitam (black layer) berlangsung secara bertahap, dimulai dari biji pada bagian pangkal tongkol menuju ke bagian ujung tongkol.
Pada varietas hibrida, tanaman yang mempunyai sifat tetap hijau (stay-green) yang tinggi, kelobot dan daun bagian atas masih berwarna hijau meskipun telah memasuki tahap masak fisiologis. Pada tahap ini kadar air biji berkisar 30 - 35% dengan total bobot kering dan penyerapan NPK oleh tanaman mencapai masingmasing 100%.
Itu dia ke tiga tahap fase pertumbuhan jagung. Dilansir dari pertanian.ngawikab.go.id, pada masa pertumbuhan jagung terdapat kemungkinan tanaman akan diserang oleh hama. Oleh sebab itu, tanaman jagung memerlukan pemeliharan yang tepat dengan dilakukan penyulaman, penjarangan, pembubuan, pengairan dan pemupukan susulan.