Pada peremajaan kelapa sawit rakyat, perlu waktu tiga tahun sampai sawitnya menghasilkan. Petani perlu pendapatan sehingga dibuat tumpang sari. “Tanaman Tumpang sari yang saya rekomendasikan untuk tanaman pangan yaitu padi, jagung kedelai dan hortikultura yaitu nenas dan pisang. Masalahnya perawatan tanaman pangan dan hortikultura ini harus intensif sehingga petani harus rajin ke kebun,” kata Prof Sudrajat, Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB.
Untuk tanaman pangan padi ladang harus jadi prioritas, sebab kalau tidak laku petani masih bisa menyimpannya untuk kebutuhan sendiri. Sedang kalau pasarnya ada maka sebaiknya jagung dan kedelai.
Sedangkan untuk menambah pendapatan bisa menanam nenas. Masa tunggu nenas sampai panen adalah 8 bulan – 1 tahun setelah itu bisa dipanen setiap minggu. Jadi ada pendapatan sehari-hari dari nenas.
Tanaman hortikultura lain yang direkomendasikan Sudrajat adalah pisang. Hanya jangan yang pasca panennya susah seperti pisang meja tetapi cukup pisang tanduk saja karena relatif bandel dan bisa disimpan agak lama.
“Dalam peremajaan ini tidak sekedar masalah teknis yaitu dengan tanaman padi, jagung, kedelai, nenas dan pisang. Peremajaan harus dirancang menjadi kawasan usaha agribisnis. Perlu dukungan kelembagaan, dinas terkait dan perbankan,” katanya.
Petani tidak bisa lagi berusaha tani secara individu. Nenas misalnya tidak bisa lagi dijual perorangan. Perlu ada koperasi solid yang membantu petani. Peremajaan harus terintegrasi horizontal yaitu dengan berbagai jenis tanaman dan vertikal misalnya pisang tidak hanya cukup dijual mentah tetapi jadi industri keripik.
Kelembagaan koperasi petani perli dukungan pemerintah dan perbankan. Petani jangan dibiarkan i berjuang sendiri. “Misalkan ada kawasan peremajaan sawit 200 ha, tumpang sarinya 50% padi jagung kedelai dan 50% lagi nenas pisang dikelola dalam satu kawasan. Ada contoh bagus di Rokan Hilir nenas hasil tumpang sari ada pabrik pengolahan yang menampung. Ini integarsi vertikal. Kelemahannya selalu di off farm karena di on farm petani rata-rata sudah menguasai,” katanya.