Dalam rangka menyemarakkan Hari Perkebunan ke-61, GAPPERINDO bersama Media Perkebunan, menggelar Forum Diskusi Perkebunan bertema "Hasil Perkebunan Indonesia Untuk Dunia", di Ruang Rapat Malabar, Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 9 Desember , lalu. Diskusi yang didukung oleh APTEHINDO, ATI, dan BRI Agro ini, dihadiri beberapa tokoh penting dalam jagad perkebunan, seperti Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Ir. Bambang MM, Ketua Badan Eksekutif GAPPERINDO, Prof. Agus Pakpahan, Ketua APTEHINDO, Nugroho B. Koesnadi, Ketua ATI, Dede Kusdiman, Chairman CITS, Rachmat Badrudin, dan Dirut BRI Agro, Agus Noorsanto.
Dalam paparannya, Bambang mengatakan, selain masalah teknis, dalam membangun sebuah perkebunan juga ditentukan oleh aspek teknis. Agar para petani teh dapat berkembang dan maju, sambungnya, baik industri maupun petaninya sendiri harus selalu terintegrasi. Lebih jauh lagi Bambang menegaskan, pihaknya akan meminta swasta, industri, dan Pemerintah Daerah, untuk terus mendukung para petani teh. "Dorongan dari berbagai pihak terkait ini, secara otomatis akan membuat industri teh tanah air menjadi hebat dan jaya," paparnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Bambang menuturkan, jika saat ini pihak Ditjenbun sedang melakukan beberapa pendekatan ke Pemerintah Daerah untuk mendukung keberlangsungan para petani teh. Salah satunya adalah dengan membuka keran bantuan pendanaan bagi industri teh tanah air bagi Pemerintah Daerah yang serius mendukung industri teh. Program pendanaan ini, lanjutnya, bisa berupa bantuan benih dan pupuk guna pengembangan perkebunan teh. Untuk itu, Pemerintah Daerah haruslah menjemput bola dengan cara menyiapkan lahannya.
Agar industri teh dalam negeri dapat meningkat, Pemerintah, khususnya DItjenbun akan terus mensinergikan berbagai pihak, baik itu perusahaan maupun petani. Bambang mengakui, jika selama ini industri perkebunan teh memang belum punya kekuatan dalam hal penadaan. "Sedangkan dari sisi kelembagaan, Pemerintah akan terus memperkuat sektor ini, dimana dalam satu desa harus ada bumdes dan kelompok tani," paparnya.
Dengan begitu, nantinya dalam setiap desa yang memiliki perkebunan teh tentunya bakal ada koperasi untuk menunjang industri ini. Ditjenbun akan terus berupaya dan mengantarkan para petani teh tanah air agar bisa bankable, yang nantinya akan memudahkan pihak perbankan memberikan bantuan pembiayaan. Diskusi yang berlangsung hangat ini juga turut dihadiri oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Anddota DPRD Provinsi Jawa Barat, Direktorat Jenderal Perkebunan, DInas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, UNPAD, 13 Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia, Asosiasi Teh Indonesia, Pemerhati Perkebunan, sejumlah awak media, dan masyarakat umum. [Teg]