Solok, Mediaperkebunan.id
Produksi benih durian di Indonesia rata-rata mencapai 1.461.647 batang/tahun. Produksi benih durian tahun 2014 1,468 juta batang, 2015 1,928 juta batang, 2016 1.013 juta batang, 2017 1,206 juta batang, 2018 1,176 juta batang, 2019 1,631 juta batang dan 2020 1,791 juta batang. Panca Jarot Santosa, peneliti Balai Buah Tropika, Puslitbang Hortikultura, Balitbang Kementan menyatakan hal ini.
Provinsi penghasil benih durian cukup besar adalah Kalimantan Barat, Bali, Banten, Kalimantan Timur, Yogyakarta, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Utara, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah.
Di Jawa Tengah produksi benih durian didominasi oleh Musangking, Simemang, Monthong dan Chane (Kromo). Varietas durian lain yang diproduksi benihnya adalah Tarmin, Hepe, Teji, Sukun, Kholil, Mas, Petruk, Sunan, Sitokong, Sambeng, Pelangi Atururi, Menoreh Kuning, Matahari, Kumbokarno Tegal dan Kani.
Benih yang diproduksi diambil dari pohon induk dan dibenihkan dengan berbagai cara. Cara yang umum memproduksi benih durian saat ini adalah okulasi, sambung samping, sambung pucuk, kaki tiga atau empat, benih besar yaitu dibenihkan sampai besar baru ditanam.
Selain durian yang masuk dalam species Durio zibetinus yang selama ini dikenal dan banyak dikonsumi, Indonesia punya species durian lain yang potensial dikomersialisasi. Durian itu adalah Lai/pampaken (Durio kutejensis), keratungan (Durio oxleyanus) atau durian daun/rimbo dan Mandog/Matuala (Durio connatus) atau lai mas.
Budidaya durian di Indonesia saat ini sudah bergeser dari diusahakan petani kecil menjadi investor-investor yang sengaja membuat kebun durian Dari tanaman pekarangan ke orchad dengan luas 10 – 100 Ha. Dari budidaya yang relatif sangat rendah input, ditanam begitu saja tanpa diberi pupuk dan perlakuan menjadi budidaya modern dengan mekanisasi, irigasi pipa, pemupukan, pengendalian hama penyakit dan lain-lain.
Aktivitas panen dan penanganan buah juga semakin baik untuk menghasilkan buah bermutu. Pada beberapa petani masih banyak yang tidak menjaga buah dengan baik seperti disimpan di tanah tanpa alas, diangkut sekedarnya dalam keranjang atau mobil pick up. Tetapi beberapa kebun modern penanganan durian sudah baik dengan menyimpan di lantai yang beralas, diangkut dengan dimakukkan dalam kotak khusus.
Di pasar juga sudah banyak dijual durian segar dan beku dalam bentuk daging yang sudah dikupas atau pure/pasta durian. Berbagai macam olahan durian juga sudah banyak diproduksi seperti tempoyak, kopi durian, dodol durian, pie durian dan lain-lain.
Durian biasa dipasarkan di pasar tradisional oleh penjual di pinggir jalan juga di tempat makan malam. Sedang durian premium dipasarkan kebun dalam bentuk agro tourism dan penjualan on line, juga di toko-toko khusus durian premium.
Ekspor durian dalam bentuk utuh biasanya di perbatasan Kalimantan yatu di Nunukan dan Entikong, Sedang ekspor ke China dan Malaysia dalam bentuk pasta dan pure.
Tantangan penanaman durian di Indonesia adalah meningkatkan rasio keberhasilan tanam, menjaga kualitas durian (terkait dengan perlakukan khusus irigasi dan pemupukan), pengendalian hama penggerek buah, dan batang; penyakit yaitu die back dan kanker batang, indeks kemasakan untuk panen. Sedang off farm tantanganya adalah packaging yang bisa menjaga bau durian tidak menyebar; bagaimana memanfaatkan limbah kulit durian yang mencapai 50-70% dari berat durian dan penyimpanan dalam jangka panjang.