Kentang termasuk komoditas populer yang mudah dikembangkan menjadi berbagai olahan diantaranya keripik, chips kentang, pati, tepung, french fries, dan mashed potato instant yang potensial dan dapat meningkatkan pendapatan petani. Industri yang menghasilkan chips kentang telah sangat umum di Indonesia bahkan di dunia. Ali Asgar, Profesor Riset bidang Pasca Panen dan Pengolahan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menyatakan hal ini.
Produk olahan kentang lainnya adalah pati. Umbi kentang yang mutunya rendah atau penampilannya kurang misalnya terlalu kecil, terlalu besar, terluka pada saat panen dan sebagainya sangat potensial untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan pati kentang. Dalam industri makanan, pati kentang digunakan sebagai: a) bahan pembuat berbagai jenis roti yang khas, roti kering atau crackers, b) industri soup atau macam-macam bumbu masakan jadi (instan), pembuatan pudding, manisan atau gula-gula, pelembut, stabilisator dan pengental.
Di pabrik mie instan, pati kentang sering ditambahkan sebagai perekat dan pelembut adonan. Sirup glukosa yang dibuat dengan cara menghidrolisa pati kentang, digunakan dalam pembuatan gula-gula, permen karet, es krim dan sebagainya.
Di Indonesia, varietas kentang cukup banyak dan sangat potensial untuk dikembangkan. Sampai dengan tahun 2019, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, telah menghasilkan 31 varietas kentang. Selain itu, target konsumen dalam negeri yang mencapai 240 juta orang merupakan potensi pasar yang sangat besar.
Pada tahun 2017, luas panen kentang mengalami kenaikan sebesar 13,79 persen dibandingkan tahun 2016. Produksi kentang Indonesia tahun 2017 yang mencapai 1,16 juta ton menjadikan kentang sebagai satu dari lima tanaman semusim dengan produksi terbesar di Indonesia. Pada tahun yang sama, ekspor kentang Indonesia menjadi penyumbang devisa negara terbesar untuk hortikultura setelah bawang merah dan jamur dengan jumlah berat bersih 0,86 ribu ton dan nilai ekspor 0,98 juta US $80.
Pengembangan teknologi pascapanen kentang tidak terlepas dari dukungan pemerintah melalui program insentif teknologi industri yang salah satunya fokus pada bidang teknologi pangan. Saat ini pemerintah telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi nano untuk yang dapat dimanfaatkan dalam proses pascapanen seperti pengemasan produk pertanian , nanozeolit, dan nanocoating untuk penanganan segar.