• Beranda
  • Berita
  • Event
  • Galeri
  • Profil
    Redaksi Hubungi Kami
  • Beranda
  • Berita
  • Event
  • Galeri
  • Tentang Kami
  • Sejarah
  • Hubungi Kami
  1. Beranda
  2. Berita
  3. PELUANG KENTANG INDUSTRI TERBUKA, KENALI PERMASALAHANNYA

PELUANG KENTANG INDUSTRI TERBUKA, KENALI PERMASALAHANNYA

  • 03 Desember 2021, 12:14 PM
  • Sayur, Kilas, Agribisnis, Benih
  • Admin

Bandung Barat, Hortiindonesia.com

Indonesia saat ini impor kentang industri masih tinggi yaitu sekitar 100.000 ton/tahun.  Dari sisi nilai sekitar Rp600-700 miliar. Bunyan Ismail, Production Manager Hikmah Farm, produsen benih dan  pembudidaya  kentang di Pangalengan menyatakan hal ini.

Produksi kentang di Indonesia termasuk kentang sayur sekitar 1 juta ton, dengan nilai bisnis sekitar Rp8-10 triliun. Dengan luas penanaman 70.000 ha dan luas rata-rata 0,25 ha/KK maka ada 250.000 orang petani. Tenaga kerja setiap usaha tani 1-5.

Hikmah Farm sendiri saat ini sudah masuk ke generasi enam dalam bidang bisnis kentang. Tahun 1989-2003 terlibat dalam riset, pengembangan dan memasok ke Indofood. Tahun 2005 memasuki bisnis home industri keripik kentang, tetapi bisnis ini dianggap sangat menyita waktu sehingga dihentikan.

Tahun 2019-sekarang mendapat pendampingan JICA Jepang untuk memproduksi benih median varietas lokal dan memasok Kalbe’s  Wings Food. Tahun 2020 Hikmah Farm juga memasok kebutuhan benih kentang G0 dan G2 ke Food Estate Humbahas. Tahun ini juga menjadi tempat penanaman varietas AR08 dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran toleran busuk daun Phytopthora infestan.

Konsumsi kentang di Indonesia sendiri masih rendah yaitu 4-5 kg/kapita/tahun jauh dibawah Eropa yang mencapai 100 kg/tahun. Produktivitas juga rendah 20 ton/ha sedang Eropa 40-60 ton/ha. Masalah lain adalah keterbatasan lahan yang sesuai. Juga penanaman kentang banyak dilakukan dengan membuka hutan sehingga jadi erosi , banjir.

Penanaman yang intensif dan terus menerus juga menyebabkan kerusakan lahan juga berkembangnya hama penyakit tular tanah seperti NSK, layu dan lain-lain. Cuaca ekstrim dan kekeringan akibat perubahan iklim jadi masalah sehingga sering menyebabkan gagal panen.


Baca Juga: Kementan Perluas Areal Tanam Bawang Putih di Lereng Gunung Wilis Tulungagung

Bagi yang ingin mengembangkan kentang industri maka sejak awal harus menetapkan pasarnya apakah dijual ke pabrik modern yang butuh spek khusus atau home industri tidak perlu persyaratan ketat. Ditentukan juga harga kontraknya diawal berapa.

Kemudian sumber benihnya dari mana impor yang G5-6 bersertifikat atau lokal G2-G3 bersertifikat. Kentang industri produktivitasnya lebih rendah daripada kentang sayur serta lebih rentan busuk daun serta layu. Untungnya sekarang Balitsa sedang mengembangkan varietas unggul baru.

“Busuk daun ketang yang disebabkan Phytopthora infestans ternyata bukan masalah di Indoenesia saja, tetapi masalah di Belanda juga,” kata alumnus Wageningen University ini.

Sapta tani yang merupakan konsep pertanian jaman dulu tetap harus dipraktekkan yaitu penggunaan bibit unggul, teknik pengolahan lahan pertanian, pengaturan irigasi, pemupukan berimbang, pengendalian HPT, pasca panen dan pengolahan, pemasaran hasil panen.  Zaman now sapta usaha tani saja tidak cukup tetapi ditambah dengan smart farming yaitu penggunaan drone, sensor tanah dan cuaca, juga informasi di internet dan medsos.

Hikmah Farm sendiri sudah menggunakan drone untuk menyemprot pestisida. Sebagai produsen benih unggul maka budidaya pasti mengggunakan benih unggul.

Indonesia sebelumnya untuk benih impor dari Belanda dan Jerman sepenuhnya tetapi pernah ada kejadian benih terlambat datang sehingga rusak sehingga ada inisiatif untuk memproduksi benih sendiri. Awal tahun 1990an dibangun Balai Benih Induk Ketang yang merupakan kerjasa JICA, Kementan, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih, dinas pertanian, universitas dan lain-lain.

Dari BBI benih diperbanyak oleh penangkar dan BBU. Saat ini varietas nasional ada dari Balitsa dan swasta. Benih lokal sertifikat G0, G1 dan G3 disertifikasi lagi sedang benih impor sampai G7. Harga benih impor Rp17.000/kg sedang lokal Rp20.000/kg. Pembenih minta supaya sertifikasi diubah sehingga bisa bersaing dengan benih impor.

 

Berita Terkait

Jaga Ketahanan Pangan Kementan Adakan Bimtek Tanam Sayuran di Pekarangan

  • 03 Desember 2021, 12:14 PM

Komoditas Hortikultura Kualitas Ekspor Meriahkan Booth ADM G20

  • 03 Desember 2021, 12:14 PM

Dorong Substitusi Impor, Indonesia Optimis Mampu Menyediakan Benih Anggur Bermutu

  • 03 Desember 2021, 12:14 PM

Panen Bawang Merah di Berbagai Sentra Produksi, Harga Bergerak Normal

  • 03 Desember 2021, 12:14 PM

Berita Terpopuler

  • Keren, Aplikasi Ini Bisa Identifikasi Aneka Jenis Tanaman
    22 Januari 2019, 11:45 AM
  • Menanam Stroberi dengan Sistem Hidroponik
    11 September 2018, 11:23 AM
  • Apa dampak COVID-19 Terhadap Pertanian Indonesia?
    10 April 2020, 3:03 PM
  • VARIETAS KENTANG YANG COCOK DIOLAH JADI KERIPIK
    06 November 2019, 4:25 PM
  • PT. Indevco Internusa & Everris Siap Guncang Pasar Pupuk Indonesia
    30 April 2019, 6:28 PM
  • PROF SUDRAJAT : NENAS DAN PISANG UNTUK TUMPANG SARI PEREMAJAAN SAWIT
    02 Oktober 2019, 2:21 PM
  • Juara, Ini 4 Melon Hibrida Besutan Kementan
    07 Februari 2019, 12:34 PM
  • Pakai Metode BAMELE, Petani Bawang di Nganjuk Raup Keuntungan Berlipat Ganda
    11 Juli 2019, 11:23 AM
  • Bangkit Dari Mati Suri, Wonosobo Kembali Geber Bawang Putih
    31 Januari 2019, 11:15 AM
  • Likat Kuning Solusi Menangkal Hama di Tanaman Bawang Putih
    13 September 2018, 1:38 AM

Kategori Berita

  • Buah
  • Sayur
  • Herbal
  • Tanaman Hias
  • Gaya Hidup
  • Tips & Trik
  • InovTek
  • Jelajah
  • Sosok
  • Etalase
© Hortikultura Indonesia 2018 - 2022. All Right Reserved