Sebagai salah satu bahan pokok, kehadiran bawang merah tidak bisa lepas dari kebutuhan pangan sehari-hari. Terlebih lagi menjelang hari raya atau besar, seperti Natal dan tahun baru yang sebentar lagi bakal datang. Untuk itu, Andi Amran Sulaiman, selaku Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, kembali menekankan, bahwa menjaga stabilisasi pasokan dan harga bahan pokok menyambut kedua hari besar tersebut sangatlah penting.
Hal hampir senada juga diungkapkan Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi. Dalam kunjungannya ke Nganjuk, Suwandi mengatakan, ketersediaan bawang merah dari Natal sampai tahun baru aman dan tercukupi. "Ini baru dari Nganjuk, belum lagi dari Probolinggo, Malang, Sampang, Bojonegoro," tuturnya.
Lebih jauh lagi Suwandi memaparkan, Kabupaten Nganjuk memiliki potensi pengembangan bawang merah yang cukup besar. Luas panen, sambungnya, bisa mencapai 12 ribu hektar per tahun sehingga terluas di Jawa Timur. "Apabila produktivitas rata-rata 10 ton per hektar, maka potensi produksi dalam setahun bisa mencapai 120 ribu ton," terangnya.
Suwandi mengakui, proses produksi bawang merah di Nganjuk dari hulu hingga hilir sudah sangat baik. Ditanya apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan, Suwandi menjawab,"Tinggal dimantapkan dan diperkuat hilirisasi saja, serta pengembangan industri olahan dan ekspor".
Masih menurut Dirjen termuda lingkup Kementan ini, pada aspek hulu perlu diperkuat dengan benih biji unggul TSS. Sehingga, lebih efisien dan diikuti teknik pemupukan dan pengendalian OPT ramah lingkungan. Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Irita menjabarkan, luas panen sentra utama di Jawa Timur dalam setahun mencapai 38 ribu hektar.
Kabupaten Nganjuk seluas 12 ribu hektar dengan produktivitas 12 ton, Probolinggo 5500 hektar produktivitas 7,27 ton, Malang 4200 hektar produktivitas 8,31 ton, Sampang 3800 hektar produktivitas 7,91 ton, Pamekasan 2400 hektar produktivitas 7,48 ton, Bojonegoro 2800 hektar produktivitas 5,35 ton dan Kediri 1800 hektar produktivitas 5,55 ton.
Jadi, lanjutnya, luas panen satu tahun 38.168 hektar, produksi bisa mencapai 301.825 ton dengan konsumsi 107.875 ton sehingga surplus 193.950 ton. Ini bisa menjaga suplay dan pasokan nasional. Nganjuk sendiri memiliki beberapa komoditas bawang merah dengan varietas dominan, yakni Tajuk Bauci, Manjung, Trisula Katumi, Philip, dan Sanren.
Hebatnya lagi, Nganjuk juga mempunyai bawang merah unggulan yang memiliki nilai komersial tinggi, yakni brambang putih. Bawang merah yang biasanya digunakan sebagai sarana ritual tolak bala ini memiliki rasa yang jauh lebih enak dan harum. Korea dan Malaysia menyatakan kesanggupan untuk mau membeli Brambang putih tersebut seharga Rp. 150 ribu per kilogram untuk dijadikan bahan dasar obat. [Teg]