JAKARTA, Hortiindonesia.com – Head of Business Sustainablity PT Sygenta Indoensia Midzon Johannis mengatakan, saat ini tantangan yang dihadapi petani Indonesia semakin kompleks. Di Indonesia sendiri ada sekitar 28 juta rumah tangga yang hidup dalam pertanian. Jika dalam satu keluarga memiliki satu istri dan satu anak, maka jumlahnya hampir mencapai 100 juta penduduk.
Selain populasi penduduk yang terus meningkat, lanjut Midzon, mayoritas petani Indonesia adalah petani gurem dengan luas lahan garapan kurang dari 0,5 hektar. Jumlah petani gurem sekitar 57 persen dari total petani di Indonesia.
“Migrasi penduduk dari desa ke kota juga jadi tantangan tersendiri. Di tahun 2030, estimasinya 70 persen penduduk Indonesia tinggal di kota, sehingga ini membuat kita sangat kekurangan SDM pertanian. Apalagi saat ini tidak banyak anak muda yang tertarik untuk bekerja di sektor pertanian,” ungkap Midzon.
Menurut Modzon, persoalan pertanian bukan hanya persoalan SDM, namun ketersediaan lahan pertanian yang semakin menyempit juga menjadi tantangan besar. Padahal kebutuhan produksi semakin tinggi seiring dengan pertambahan populasi penduduk. “Setiap tahunnya, 100.000 hektar lahan pertanian berkurang,” katanya.
Di samping itu, kata Midzon, tantangan pertanian adalah menyangkut perubahan iklim yang sembuat lahan pertanian mengalami kekeringan akibat kurang air. Hal ini juga menjadi permasalahan yang harus dipecahkan. Karena perubahan iklim sangat berpengaruh pada produktivitas tanaman. (YR)