Sejak jaman dahulu, Indonesia sudah terkenal dengan kekayaannya yang sangat melimpah dan beragam. Salah satu keberagaman yang melimpah di Indonesia dan menjadi kebanggaan adalah jenis buah-buahannya. Mungkin sudah tidak bisa dihitung lagi berapa banyak buah asli Indonesia, baik yang familiar maupun asing di telinga. Dan salah satu pertanyaan yang cukup menggelitik adalah, sejak kapan masyarakat Indonesia sudah mengenal aneka macam buah.
Dikutip dari buku berjudul Potret Buah Nusantara Masa Kini cetakan I Jakarta tahun 2016 karya Mohamad Reza Tirtawinata dan Mohamad Hanif Wicaksono, catatan sejarah tertua mengenai buah-buahan di Indonesia dapat ditemukan di relief dinding Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi yang dibangun oleh Wangsa Syailendra pada tahun 775-833 Masehi ini mengabadikan banyak hal mengenai kehidupan, termasuk buah-buahan.
Ada tujuh jenis buah yang digambarkan sebagai latar belakang kehidupan masyarakat sehari-hari pada masa itu. Buah-buahan itu dapat dikenal karena bentuknya yang khas, yakni nangka, mangga, duku, kelapa, pisang, durian, dan siwalan (lontar). Dari beberapa relief yang menggambarkan keadaan buah-buahan pada masa itu, ada dua relief yang sangat menarik untuk disimak.
Pertama adalah relief yang menggambarkan seorang wanita bermahkota (mungkin sang permaisuri atau putri raja), seorang anak yang berlari, lalu ada pohon pisang, mangga, burung yang bertengger di antara dedaunan dan pagar pembatas. Kesimpulannya, pada masa itu telah ada taman buah yang khusus sebagai tempat bermain keluarga besar kerajaan dan tidak boleh didatangi oleh umum (karena adanya pagar yang membatasi).
Relief ini menunjukkan bahwa 1200 tahun yang lalu telah ada taman buah di lingkungan kerajaan yang juga memberi tempat hidup bagi hewan-hewan, seperti burung. Dalam relief yang lain digambarkan sebelas wanita dewasa berkumpul di kaputren (tempat selir raja berkumpul), tetapi di latar belakangnya tumbuh pohon durian yang sedang berbuah. Ini dapat diartikan bahwa durian pada masa itu adalah sebagai makanan yang bergizi tinggi untuk dikonsumsi oleh para selir raja dengan tujuan agar putra raja yang lahir nanti sehat, kuat, dan cerdas.
Oleh karena itu, buah durian dianggap sebagai aphrodisiac (semacam obat kuat) untuk menghasilkan keturunan. Lalu, mengapa hanya di Candi Borobudur catatan mengenai buah-buah ini di temukan? Jawabannya adalah bahwa relief merupakan pahatan dari batu yang bisa bertahan selama ribuan tahun untuk memberikan informasi kepada kita sekarang ini. Seandainya ada catatan lain yang berupa naskah pada daun lontar, lukisan di keramik, atau tulisan pada buku dan kerta kuno, tentunya sudah tergerus waktu dan banyak yang telah hancur atau lapuk. [Teg/Berbagai Sumber]