Penyakit pada tanaman jagung menyebabkan hasil produksi jagung menurun dan petani akan mengalami kerugian. Selain, itu penurunan produksi jagung juga akan mengganggu kestabilan komoditas andalan pertanian di Indonesia karena jagung merupakan salah satu komoditas terbesar setelah padi.
Agar dapat terhindar dari kegagalan panen akibat penyakit pada tanaman jagung, maka dibutuhkan pengetahuan mengenai jenis - jenis penyakit pada tanaman jagung. Dengan begitu Anda dapat memberikan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Simak artikel ini lebih lanjut untuk mengetahui 5 jenis penyakit yang dapat menyerang tanaman jagung.
Penyakit Bulai
Penyakit bulai merupakan salah satu penyakit yang sering menjadi musuh bagi petani karena menyerang tanaman jagung muda dan mempunyai tingkat penyebaran yang sangat cepat. Penyakit ini disebebkan oleh jamur yang memang mudah ditemui pada areal pertanian yakni jamur Peronosclerospora maydis dan Peronosclerospora philippinensis. Tanaman jagung yang terjangkit penyakit ini akan mengalami penurunan hasil produksi dan bahkan bisa menyebabkan gagal panen.
Gejala penyakit bulai secara umum ditandai dengan terdapat garis keputih-putihan hingga kekuningan pada sepanjang pelepah daun ataupun daun. Daun yang terknea bercak akan menjadi sempit, tebal dan tegak. Pertumbuhan tanaman pun terhambat sehingga tanaman menjadi kerdil dan bahkan tidak dapat bertongkol.
Pencegahan jenis penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menanam tanaman yang tahan bulai dan melakukan penanaman dengan serempak. Melakukan periode waktu bebas tanaman jagung minimal dua minggu hingga satu bulan. Menggunakan fungisida metalaksil pada benih jagung sebesar 5 gram per kilo dan pengendalian dapat dilakukan dengan memusnahkan tanaman jagung yang telah terinfeksi bulai.
Bercak Daun
Penyakit bercak daun disebabkan karena jamur Bipolaris maydis Syn. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah munculnya bercak pada daun yang berwarna kuning kehijauan atau cokelat kemerahan. Bercak daun ini dapat membuat biji jagung menjadi rusak dan tongkol jagung terlepas dari pohonnya.
Penularan penyakit jenis ini tergolong sangat mudah menyebar melalui percikan air hujan maupun angin. Pencegahan penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan penanaman varietas tanaman jagung yang tahan bercak daun. Pengendalian pada tanaman yang terserang penyakit ini dapat dilakukan dengan penggunaan fungsida seperti mancozebatau karbendazim ataupun memusnahkan pohon jagung tersebut
Karat
Dikutip dari laman bbpopt.tanamanpangan.pertanian.go.id, penyakit bercak daun juga merupakan penyebab utama penurunan hasil produksi jagung di Indonesia. Jenis penyakit ini akan menyebabkan tanaman tidak dapat berfotosintesis dengan sempurna sehingga pertumbuhan menjadi lambat dan produksi yang dihasilkan rendah.
Gejala pada penyakit bercak daun ditandai dengan adanya bercak - bercak kecil yang berbentuk bulat atau oval pada permukaan daun jagung. Gejala lanjutnya ditandai dengan adanya bisul (pustul) pada permukaan daun dengan warna cokelat kemerahan dan akan berubah menjadi warna itam kecokelatan saat teliospora berkembang.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit karat dan ditanam secara serempak pada saat awal musim kemarau. Melakukan pengaturan jarak tanam agar menjaga kelembaban dan suhu tanaman. Pengendalian tanaman yang terkena penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida kimiawi seperti zineb, oksiklorida tembaga, fermat dan dithane.
Gosong Bengkak
Penyakit gosong bengkak bukan merupakan penyakit yang sering terjadi pada tanaman jagung, namun tetap perlu diperhatikan keberadaannya. Gosong bengkak disebabkan oleh jamur Ustilago maydis yang menyebabkan tongkol jagung mengalami pembengkakan atau mengeluarkan kelenjar yang disebut dengan gall.
Ciri ciri tanaman yang terkena penyakit ini ditandai dengan adanya infeksi spora jamur pada biji tongkol yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan pada biji jagung. Pembengkakan ini ditutupi jaringan putih, kehijauan hingga putih perak dan berkilau. Ukuran pembengkakan bisa mencapai 15 cm apabila matang dan pada daun tetap kecil bisa sampai 1,5 cm.
Cara mencegak penyakit gosong bengkak dapat dilakukan dengan pengaturan jarak tanaman agar tidak terlalu rapat dan penerapan rotasi tanaman. Menggunakan varietas benih yang tahan dari penyakit ini dan memberikan fungisida pada benih. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman yang sakit dengan cara dibakar dan tidak boleh digunakan sebagai kompos dan pakan ternak.
Penyakit Busuk Batang & Busuk Tongkol
Penyakit busuk batang disebabkan oleh adanya jamur dengan jenis seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium. Cirinya ditandai dengan perubahan warna pada pangkal batang menjadi kecokelatan dan bagian dalam mengalami pembusukan. Penyakit ini membuat pohon jagung mengalami kerapuhan dan tidak mampu menopang buah.
Sementara itu penyakit busuk tongkol disebabkan oleh jamur Fusarium moniliforme, Diplodia maydis, dan Gibberella roseum. Ciri-ciri tanaman yang terkena penyakit ini ditunjukan dengan pembusukan tongkol jagung yang mempengaruhi warna biji jagung menjadi biru hitam dan tidak sehat. Hal ini membuat produksi jagung yang dihasilkan tidak dapat dijual lagi karena sudah tidak dapat diolah.
Pencegahan pada busuk batang dapat dilakukan dengan penanaman varietas yang tahan terhadap serangan penyakit ini dan melakukan pergiliran tanaman. Melakukan pemupukan dan mengatur sistem air yang baik serta menyebarkan jamur antagonis Trichoderma sp.
Untuk penyakit batang tongkol dapat dicegah dengan melakukan pergiliran tanaman dengan kacang-kacangan dan memberikan pupuk tanam yang seimbang. Tidak membiarkan tongkol terlalu lama kering di lahan dan pangkal tongkol sebaiknya dipotong pada saar musim hujan.