Jakarta, Hortiindonesia.com
Jeruk merupakan salah satu jenis buah-buahan yang sangat diminati di Indonesia untuk konsumsi segar sebagai sumber vitamin C(82,7 mg), antioksidan, serat, rasa yang manis segar, mudah di dapat dan harga yang bisa dijangkau semua kalangan. Chaireni Martasari, Peneliti Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan, Organisari Riset Pangan dan Pertanian, Badan Riset dan Inovasi Nasional menyatakan hal ini.
Pada sisi lain petani juga suka menanam jeruk karena adaptasi tanaman yang cukup tinggi.pada beberapa lingkungan tumbuh. Pasar tersedia dan harga jual memadai. Indonesia punya plasma nutfah jeruk yang tinggi. Setiap daerah memiliki jeruk lokal yaitu jeruk siam, keprok baik yang rasanya asam maupun manis.
Kualitas jeruk juga beragam bergantung pada lingkungan tumbuhnya. Jeruk siam misalnya ada yang berkulit tebal tapi ada juga yang tipis, warna buah ada yang hijau, kuning dan oranye. Serangan hama penyakit juga cukup dinamis baik pada benih, vegetatif maupun generatif. Hal ini menyebabkan umur tanaman rendah, tampilan buah kurang bagus, dan sampai saat ini belum ada varietas unggul jeruk yang tahan terhadap penyakit utama. Produktivitas jeruk di lahan marginal juga rendah, belum ada penelitian soal ini sehingga teknologi penanaman jeruk di lahan ini belum tersedia.
Konsumsi buah nasional relatif sudah cukup bagus yaitu 81,14 gr/kapita/hari, atau 54,9% dari batas minimal angka kecukupan gizi WHO .Konsumsi perkapita jeruk mencapai 12,57 g/kapita/hari. Jeruk lokal terdesak oleh jeruk impor yang lebih mulus, warna menarik, kontinyu dan saya simpan lama karena pasca panen yang baik.
Indonesia termasuk 10 besar produsen jeruk terbesar dunia . Sedang 10 besar produsen jeruk siam di Indonesia adalah Jawa Timur, Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Barat, Kalimantan Selatam. Jambi, Lampung, Jawa Barat dan Riau. Sedang 10 provinsi penghasil jeruk besar di Indonesia adalah Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Aceh, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara.
Impor jeruk berflktuasi ada yang sangat besar seperti tahun 2000 dan 2016 tetapi ada juga yang kecil seperti tahun 2006. Impor terbesar dari China, kemudian Pakistan, Australia , Argentina dan Singapura.
Perilaku konsumen Indonesia terhadap jeruk lokal dan impor adalah semua orang menyukai jeruk lokal karena kesegaran rasanya; warna dan jumlah biji jeruk impor lebih dipercaya daripada jeruk lokal; jeruk impor lebih disukai karena rasa manis, warna buah oranye, ukuran buah sedang; ukuran buah kecil jeruk impor juga disukai, tingkat persepsi konsumen terhadap jeruk impor lebih tinggi ketimbang jeruk lokal di Kota Denpasar yaitu pada rasa, warna, tekstur, aroma, ketersediaan dan harga.
Konsumen suka pada jeruk yang warnanya menarik, tidak berbiji, rasa manis atay manis segar, ukuran buah kecil-sedang. Sedang petani /penangkar suka benih yang sehat dan bermutu, performa kuat tahan penyakit, produksi tinggi, cepat berbuah dan cepat panen, harga jual tinggi.
Strategi peningkatan kualitas jeruk adalah dengan pemuliaan tanaman, yairu perbaikan genetik tanaman sesuai sifat-sifat yang diharapkan dalam upaya peningkatan kualitas dan hasil. Untuk mendapar warna kulit yang menarik, ukuran seragam, tanpa biji dan cita rasa yang enak maka sasaranya adalah batang atas.
Untuk mendapat vigoritas dan kinerja tanaman tinggi sasaranya adalag batang atas dan bawah). Untuk mendapatkan tanaman yang tahan terhadap cekaman biotik dan abiotik sasarannya batang bawah dan batang atas. Untuk memili nilai tambah bagi industri sasaranya adalah kandungan metabolit.